Wanita menari


21 April 2007

Hati yang suci bercerita pada bulan …
Tentang bintang yang selalu menerangi …
Tentang cinta yang tak pernah mati layaknya sinar mentari …
Tentang harapan yang tergantung …
Tentang impian yang terbayang …
Tentang cahaya yang membawa kehangatan setiap insan …
Tentang butir-butir udara dalam setiap hembusan nasaf …
Tentang cinta yang mengalir indah dalam darah …
Kamu adalah embun yang menyejukkan nurani ...
Menaungi detik demi detik terlewati ...
Jangan pernah redup walau mentari kan mati ...
Jangan pernah layu walau awan gelap menutupi …
Wanita
Penyambung kehidupan dalam deretan warsa …
Selalulah berkibar warnai dunia …
Menari gemulai dalam keperkasaan …
Mengukir coretan sejarah kelangsungan dunia …
Wanita
Syarat awal tegaknya kemajuan bangsa …

Andri Prayoga tersenyum

KAMU


Kamu…
Yang selalu membuatku salah tingkah dihadapan
Yang selalu menghentikan detikku melamban
Yang selalu gugah malam-malamku dengan bayangan senyum
Yang selalu cerahkan kelabuku dengan sejuta harum
Yang selalu membuat jantung ini tak beraturan saat kau berkata
Yang selalu menggelorakan rindu kejam ini membara
Yang selalu sesakkan paru-paruku setiap teguran
Yang selalu menjelmakan rimbaku menjadi hiburan
Yang selalu desirkan telingaku saat tertawa
Yang selalu kurindu walau berada dekat
Yang selalu sakiti hatiku dengan sikap-sikap
Yang selalu membuat makin sayang saat kusebut nama
Yang selalu membuatku makin cinta saat kubayangkan akan meninggalkanku


Kamu..
Kamu...
Teruslah kecewakan aku
Aku terus cintai
Walau setiap hari berdoa semoga bayangmupun tak dihadirkan dalam hidupku
Tidak
Allah tidak menyiksaku dengan menghadirkanmu di hariku
Hanya aku yang menyiksa diri
Semoga sedetik sebelum hembusan nafas terakhirku ku mampu akhiri ini.
Insya Allah ku mampu. Hanya jika Allah mau
APRAJA122006

Rembulan Putih


Kulihat bulan belum purnama
Masih sepucat kemarin
Perlahan tirai kelabu menutupi
Angin malam pun menggetarkan

Tinggal aku dibawa lamunan
Menatap langit tak berkejora
Menangis langit tersedu
Membasahi wajah kelamku

Tiada kekasih
Dimalam dingin ini
Tiada pelukan
Yang hangatkan jiwa
Menanti bintang
Tak kunjung kedipnya

Langit kering bintang menyapa
Awan hitam terusir waktu
Rembulan putih tersenyum
Dia bertanya, ”Apa yang kau sedihkan, sobat ?”




By : APRAJA ‘98

*Semenit Saja Sebelum Kutidur*


By : Apraja ‘97


Semenit saja
Kuminta dariMu
Sebelum ku tidur
’tuk merindukannya

Kusebut namanya
Berulang ku lagi
Lagi, lagi dan lagi
Namun dia tak jua hadir

Semenit habis sudah
Saatnya kini kutidur
Ya Tuhan terima kasih
S’moga ku memimpikannya

Angankupun hilang
Terbang di langit kelam
Langit hitam nian
’tuk menghias mimpiku

Buat Pacarku*


Kulihat pandanganmu, ku menatap sesuatu
Suatu kata … yang akan kau ucapkan dengan sribu keraguan
Kuingin tahu apa yang membebani benakmu itu

Kasih tersayang…
Pernah di suatu malam ku tergetar oleh sesuatu
Rasa hampa tak bertujuan dan tak bermakna
Aku bingung...!

Lalu aku berjalan ke ranjang yang sunyi sekali
Detik jam terdengar jelas segelas nafas resahku yang berat,
Kututup wajahku dengan bantal dan berteriak,
Berteriak sekeras semampuku pada saat itu.

Ya Allah ...
Kuingin hati ini setenang pagi tadi
Terlintas namamu, wajahmu, senyum begitu jelas
Bibir manismu tersenyum tapi engkau menangis

Kuraih cepat fotomu di meja
Lembar dengan wajah manismu diatasnya
Kulihat disitu engkau berbeda sekali dengan bayangmu barusan
Pacarku sayang,...
Tak kuduga sama sekali semua ini terjadi
Maaf sayang, air kesedihanku sudah membasahi wajah sucimu




Hampir saja aku kehilanganmu
Beberapa hari yang lalu…
Rasa hati ingin melepasmu hanya karena rasa marah
Tapi petang ini kusadar...
Dengan melepasmu, masalahku takkan hilang begitu saja
Malah bisa membuat hidupku tak berarti.
Karena tanpamu kasih...
Takkan ada siang lagi dihati

Sehabis sholat, kududuk setenang langit
Dan merenung: dirimu tak mungkin terlepas dari cintaku ini
Dan diriku tak mampu berbohong pada hati kecilku sendiri,
Bahwa “aku tak bisa berhenti mencintaimu”.

Walau aku memaksakan diri ini untuk menghentikannya
Aku tak bisa !!!
Sayang, bagaimanapun sikapmu padaku
Bagaimanapun kau perlakukan aku
Dan walau bibir ini pernah terlintas kata benci
Tapi aku tetap ingin jadi kekasihmu ... selamanya ...!

Aku sayang kamu
Aku cinta kamu
Wala apapun yang terjadi
Ya Allah, bagaimanapun aku bisa memperlihatkan
Ketulusan hati ini padanya ?!

By: APRAJA
12-11-1996