Rembulan Putih


Kulihat bulan belum purnama
Masih sepucat kemarin
Perlahan tirai kelabu menutupi
Angin malam pun menggetarkan

Tinggal aku dibawa lamunan
Menatap langit tak berkejora
Menangis langit tersedu
Membasahi wajah kelamku

Tiada kekasih
Dimalam dingin ini
Tiada pelukan
Yang hangatkan jiwa
Menanti bintang
Tak kunjung kedipnya

Langit kering bintang menyapa
Awan hitam terusir waktu
Rembulan putih tersenyum
Dia bertanya, ”Apa yang kau sedihkan, sobat ?”




By : APRAJA ‘98

No comments: