Senjaku


By: Apraja ‘97

Surya merah s’makin redup
Langit ungu pun menyelimuti
Ku sendiri bersama bayangku
Permata cakrawala bersinar putih

Senja t’lah tiba kini
Tak sekata pun dihati ini bertiup
Seakan jiwa ini hanya sendiri
Tanpa ada insan menghibur

Senjaku ...
kau setia menemaniku
Disetiap malam sepanjang hidup
Ku pandang rembulanmu
Sedang apa kekasihku senja kini

Merebah mengawasi cakrawala
Mereka tersenyum pada diriku
Bertanya para sinar itu
Apa yang kau nanti
Harapan?
Angan?
Dan penghibur hati?
……………………………

Sebongkah Asa Yang Dulu Ada


Senja kini terasa dingin
Terus menusuk sampai ke relung sukma
Gelisah, resah, dan putus asa memenuhi raga
Mega jingga melepaskan surya penuh kasih

Kutatap cakrawala tak berbulan..tak berbintang
Hampa tak terbatas ujung tepinya
Begitupun hatiku detik ini
Kubiarkan pandanganku melanglang buana didunianya

Pergi jauh dari semua yang nyata ini
Disana kulihat masa laluku yang terlewat
Tergambar jelas dan menvabik-cabik perasaanku
Disana seakan-akan memaksaku untuk menyesal seumur hidupku
Dan hayatku...

Teringat pagi itu aku telah menggores hatinya
Hatinya yang tulus penuh kasih mencintaiku
Tertunduk, tersedu...
Rambut hitam panjangnya tang sanggup menutup kesedihannya

Senyum yang pernah merekah indah
Kini beubah total penuh pasrah
Berjalan dia perlahan ke arahku membawa ibanya
... dia memelukku erat sekali seakan tak ’kan terlepas
Dibisikkan desiran suara lembutnya
”kumohon sayang, jangan tinggalkan aku...”
Kurasakan ketulusannya hangat meluap
Kukecup lembut wajah sedih yang sangat kusayang itu


Kasih, maafkan aku ...
Entah apalagi yang pantas aku utarakan
Aku tak mampu lagi berpaling dari kenyataan
S’dikit demi sedikit perlahan senyum itu hadir lagi
Walau mata indahnya masih saja membanjiri
Senyum yang jauh lebih berbeda itu seakan-akan
Merobek-robek asa dihati ini

Kekasihku,...
Terimalah rasa penyesalanku ini
Kutahu kamu dan aku tak bisa dibelah
Hatimu dan hatiku menyatu, membatu dan saling menyayangi ...

By: Apraja
23 04 95